Minggu, 15 Juni 2025

Overthinking : musuh terbesar dalam kepalamu



Otak
merupakan prosesor luar biasa yang mampu membuat keputusan secara sadar maupun di bawah sadar lebih dari 35.000 kali per hari. Namun, jika tidak cermat dalam menganalisis pertanyaan yang masuk ke dalam otak, maka akan terjadi kekhawatiran berlebihan atau disebut juga dengan overthinking.

Sebagai contoh, Anda terus-menerus memikirkan tentang kelancaran presentasi dengan klien, padahal hal itu sudah terjadi dua hari yang lalu. Atau Anda mungkin terlalu berlebihan dalam memikirkan kemungkinan terburuk dari sesi interview pekerjaan yang akan dijalani, padahal semuanya belum terjadi.

Dengan kata lain, overthinking merupakan pikiran negatif yang mengganggu. Jika dibiarkan, overthinking dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Bahkan, studi menunjukkan bahwa memikirkan hal yang sama secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan mental, seperti frustrasi dan depresi.

Memikirkan kejadian yang lalu atau membayangkan skenario terburuk dalam hidup bisa menjadi tanda-tanda overthinking. Kebiasaan overthinking ini cukup melelahkan, sekaligus cukup sulit untuk dihilangkan.

 Overthinking,atau terlalu banyak berpikir adalah kondisi mental di mana seseorang terus-menerus memikirkan suatu hal secara berlebihan—baik masa lalu, masa depan, atau kemungkinan yang belum tentu terjadi. Ini bukan sekadar memikirkan secara mendalam, tapi sering kali membuat seseorang merasa cemas, stres, bahkan lumpuh dalam mengambil keputusan.

Ciri-Ciri Overthinking:

  1. Selalu memutar ulang kejadian masa lalu – seperti menyesali keputusan yang sudah diambil.

  2. Sulit membuat keputusan – karena takut salah, terlalu banyak mempertimbangkan kemungkinan.

  3. Memikirkan "what if" berlebihan – seperti: “Bagaimana kalau aku gagal?”, “Bagaimana kalau mereka tidak suka?”

  4. Gangguan tidur – pikiran terus aktif di malam hari.

  5. Menghindari tindakan – karena merasa semua opsi punya risiko.

Penyebab Overthinking:

  • Perfeksionisme

  • Trauma masa lalu

  • Ketakutan akan penilaian orang lain

  • Kecemasan (anxiety disorder)

  • Kurangnya kepercayaan diri

Kenapa Overthinking Jadi Musuh Terbesar di Kepalamu?

1. Karena Ia Membuat Masalah yang Tidak Ada Menjadi Terasa Nyata

Overthinking menciptakan skenario-skenario negatif yang belum tentu terjadi. Kepala kita menjadi penuh dengan kemungkinan buruk, kegagalan, penolakan, atau kesalahan yang hanya hidup di imajinasi—bukan di dunia nyata. Dan ironisnya, tubuh kita tetap merespons seolah semua itu nyata: jantung berdebar, pikiran kacau, sulit tidur.

“Kepalamu jadi medan perang, padahal tak ada satu pun peluru yang benar-benar ditembakkan.”

2. Karena Ia Menguras Energi Tapi Tak Menghasilkan Solusi

Berpikir berlebihan bukan berarti berpikir produktif. Overthinking seperti berjalan di treadmill: lelah, tapi tidak ke mana-mana. Kamu merasa sibuk secara mental, tapi tidak mengambil tindakan apa pun. Ini membuatmu semakin frustasi dan merasa tidak berdaya.

3. Karena Ia Menghalangi Tindakan

Saat kamu terlalu lama berpikir, kamu jadi takut untuk bergerak. Kamu ragu, kamu tunda, kamu khawatir semua akan salah. Lama-lama kamu hanya diam di tempat, dan diam itu pelan-pelan membunuh harapan dan rasa percaya dirimu. 

4. Karena Ia Mengubah Kamu Menjadi Musuh Diri Sendiri

Overthinking membuatmu mempertanyakan setiap langkah, meragukan setiap keputusan, bahkan membenci diri sendiri karena merasa tidak cukup baik. Ini bukan sekadar berpikir, tapi bentuk perlahan dari penyiksaan mental yang kamu lakukan terhadap dirimu sendiri.

5. Karena Musuh Terbesar Sering Kali Berasal dari Dalam

Kita sering diajarkan bahwa ancaman datang dari luar. Tapi faktanya, sebagian besar ketakutan, hambatan, dan kegagalan bukan karena dunia melawanmu—tapi karena pikiranmu sendiri menahanmu.

“Yang menenggelamkanmu bukan beratnya beban, tapi cara kepalamu memikulnya.”

Jadi…

Overthinking adalah musuh terbesar di kepalamu karena ia bersembunyi dalam diam, tumbuh dalam kekosongan, dan menyerangmu dari dalam. Dan musuh semacam itu hanya bisa dikalahkan dengan satu hal: kesadaran, keberanian, dan tindakan kecil yang nyata.

0 komentar:

Posting Komentar